Perubahandan Struktur Sosial Perubahan sosial terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial yang memperlihatkan perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu yang berbeda (Prayitno, 2014:21). Perubahan sosial merupakan sebuah proses yang selalu melekat dalam perkembangan masyarakat. Tidak selalu terencana dan menuju
Persainganyang dilakukan dengan jujur dapat menimbulkan tumbuhnya rasa sosial dalam diri seseorang. Namun sebaliknya, persaingan juga bisa menimbulkan hal yang negatif, yaitu terciptanya disorganisasi. Adanya disorganisasi karena masyarakat hampir tidak diberi kesempatan untuk menyesuaikan diri dan melakukan reorganisasi saat terjadi perubahan.
PerubahanHukum. Secara Teoritis, Menurut Lawrence M. Friedman Perubahan Hukum Dapat Dibedakan Ke Dalam 4 (Empat) Tipe: Perubahan yang berawal dari luar sistem hukum, yakni dari masyarakat, tetapi mempengaruhi sistem hukum saja dan berakhir disana seperti sebuah peluru yang ditembakkan dan sampai ke sasarannya.
1 Pengertian Perkembangan Hubungan Sosial. Beberapa teori tentang perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia tumbuh dan berkembang dari masa bayi ke masa dewasa melalui beberapa langkah dan jenjang. Manusia tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan. Lingkungan itu dapat dibedakan atas lingkungan fisik dan
ProfesinalismePenyuluh Pertanian hendaknya memiliki ciri-ciri, antara lain; (1) menguasai pengetahuan dibidangnya; (2) selalu meningkatkan pengetahuan, (3) menguasai bidang tugasnya; (4) tepat dalam melaksanakan tugasnya; (5) kesanggupan dalam bekerja (6) komitmen pada kualitas; (7) memiliki kecakapan; dan (8) selalu meningkatkan mutu kerja
Ă˜Selo Soemardjan mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk di dalamnya, nila-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Tekanan pada definisi tersebut terletak pada lembaga
. Debu beterbangan. Air bertetesan. Daun berguguran. Karena manusia perlu terus bergerak untuk menyelaraskan dinamika kehidupan. Hidup ini penuh perubahan. Bagaimana arah perubahan yang terjadi bergantung pada sikap manusia itu sendiri. Haruskah setiap orang berubah mengikuti arus begitu saja? Ataukah mereka tidak perlu melepaskan pendirian mereka hanya untuk mengikuti perubahan yang tidak jelas hulu dan hilirnya? Bagaimanakah seseorang perlu bersikap menghadapi perubahan? Bagaimanakah karakteristik orang yang pandai menyesuaikan diri di tengah derasnya arus perubahan?Mampu menyelesaaikan masalah dengan berbagai cara yang efektif dan yang mampu menyesuaikan diri adalah orang yang mau dan mampu menyelesaikan masalah dengan berbagai cara yang efektif dan efisien. Ketika ia menggunakan sebuah cara namun tidak menghasilkan hasil yang diharapkan, orang tersebut tidak akan berhenti untuk mencoba menyelesaikan masalah yang ada. Sesuai dengan kata pepatah, bahwa ada seribu jalan menuju Roma. Begitu pula dengan adanya seribu pilihan cara menuju suatu kembali ke keadaan semula setelah menghadapi Google Baru Seringkali seseorang merasa jatuh ketika menghadapi masalah. Tak jarang, masalah justru membuat seseorang semakin merasa tidak berdaya. Padahal, masalah ada hanya ketika kita mampu menyelesaikannya atau sekadar belajar dari keberadaannya, yakni ketika kita mau berjuang menghadapinya. Terlepas dari berhasil atau tidaknya kita menyelesaikan masalah, masalah tidak hadir untuk membuat kita selamanya terjatuh. Orang yang mampu menyesuaikan diri adalah orang yang mampu bangkit kembali ketika menghadapi mengatur yang terbaik bagi orang perlu mengenali diri masing-masing, begitu pula apa yang terbaik baginya. Manusia hidup bukan untuk dikendalikan oleh pihak lain karena setiap orang memiliki versi terbaik dari dirinya. Bagaimana seseorang mengenali kelebihan dan kekurangannya akan berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Seberapa pun besar pengaruh dari pihak luar, sejatinya setiap orang perlu mengenali apa yang terbaik bagi mengenali diri Anda mempertanyakan siapakah Anda, seberapa bernilai diri Anda, ataupun apa tujuan hidup Anda? Pada dasarnya, setiap orang perlu mengetahui siapa dirinya. Seperti yang dikatakan Nick Vujicic bahwa, "Saya bahagia karena saya telah menemukan tujuan hidup saya." Sekarang coba Anda pertanyakan kembali, seberapa jauh Anda telah mengenal diri Anda? IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Mampu menyesuaikan diri dengan perubahan sosial yang terjadi merupakan sikap? selektif adaptif antisipasi menolak efektif Jawaban yang benar adalah B. adaptif. Dilansir dari Ensiklopedia, mampu menyesuaikan diri dengan perubahan sosial yang terjadi merupakan sikap adaptif. [irp] Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. selektif adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. adaptif adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. [irp] Menurut saya jawaban C. antisipasi adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban D. menolak adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. [irp] Menurut saya jawaban E. efektif adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah B. adaptif. [irp] Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.
Penyesuaian sosial social adjustment adalah kemampuan seseorang dalam berperilaku untuk dapat menyesuaikan diri dalam kelompok dan lingkungannya yang ditunjukkan dengan sikap dan tingkah laku yang menyenangkan, serta dapat berinteraksi dengan orang lain dan mampu berpartisipasi secara fisik maupun sosial sehingga tercipta hubungan yang harmonis dengan lingkungan. Penyesuaian sosial merupakan suatu proses mental dan tingkah laku yang mendorong seseorang untuk menyesuaikan diri sesuai dengan keinginan yang berasal dari dalam dirinya sendiri yang dapat diterima oleh lingkungannya. Penyesuaian sosial sangat penting bagi seseorang untuk menunjang kesuksesan di masa depan dalam menjalin hubungan dengan orang-orang di sekitarnya. Keseluruhan proses hidup dan kehidupan individu akan selalu diwarnai oleh hubungan dengan orang lain, baik itu dengan lingkup keluarga, sekolah, maupun masyarakat secara luas, sebagai makhluk sosial, individu selalu membutuhkan pergaulan dalam hidupnya dengan orang lain, pengakuan, dan penerimaan terhadap dirinya dari orang lain. Berikut definisi dan pengertian penyesuaian sosial dari beberapa sumber buku Menurut Schneiders 2008, penyesuaian sosial adalah kemampuan atau kapasitas yang dimiliki individu untuk bereaksi secara efektif dan wajar terhadap realita, situasi, dan hubungan sosial sehingga tuntutan hidup bermasyarakat terpenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan. Menurut Mu’tadin 2002, penyesuaian sosial adalah suatu proses saling mempengaruhi antar individu yang menghasilkan suatu pola kebudayaan dan tingkah laku yang sesuai dengan aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang dipatuhi, demi tercapainya penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup. Menurut Hurlock 2005, penyesuaian sosial merupakan keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya. Menurut Handayani 2006, penyesuaian sosial adalah suatu proses yang terus menerus berlangsung dan selalu berubah dalam kaitannya dengan orang lain, peristiwa-peristiwa yang dialami dan kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi kehidupannya seperti teman-temannya, keluarga, perkembangan fisik serta proses penuaan dalam lingkungan. Menurut Chaplin 1997, penyesuaian sosial adalah penjalinan hubungan secara harmonis atau relasi dengan lingkungan sosial, mempelajari pola tingkah laku yang diperlukan atau mengubah kebiasaan yang ada sedemikian rupa sehingga cocok bagi masyarakat sosial. Aspek-aspek Penyesuaian Sosial Menurut Hurlock 2005, aspek-aspek penyesuaian sosial adalah sebagai berikut Penampilan nyata. Over performance yang diperlihatkan individu sesuai norma yang berlaku di dalam kelompoknya, berarti individu dapat memenuhi harapan kelompok dan ia di terima menjadi anggota kelompok tersebut. Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok. Artinya bahwa individu tersebut mampu menyesuaikan diri secara baik dengan setiap kelompok yang dimasukinya, baik teman sebaya maupun orang dewasa. Sikap sosial. Artinya individu mampu menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain, ikut pula berpartisipasi dan dapat menjalankan perannya dengan baik dalam kegiatan sosial. Kepuasan pribadi. Ditandai dengan adanya rasa puas dan perasaan bahagia karena dapat ikut ambil bagian dalam aktivitas kelompoknya dan mampu menerima diri sendiri apa adanya dalam situasi sosial. Sedangkan menurut Schneiders 2008, aspek-aspek penyesuaian sosial adalah sebagai berikut Recognition menghormati dan menerima hak-hak orang lain. Dalam hal ini individu tidak melanggar hak-hak orang lain yang berbeda dengan dirinya, untuk menghindari terjadinya konflik sosial. Ketika kita dapat menghargai dan menghormati hak-hak orang lain maka orang lain akan menghormati dan menghargai hak-hak kita sehingga hubungan sosial antar individu dapat terjalin dengan sehat dan harmonis. Participation melibatkan diri dalam berelasi. Setiap individu harus dapat mengembangkan dan memelihara persahabatan. Seseorang yang tidak mampu membangun relasi dengan orang lain dan lebih menutup diri dari relasi sosial akan menghasilkan penyesuaian diri yang buruk. Individu ini tidak memiliki ketertarikan untuk berpartisipasi dengan aktivitas di lingkungannya serta tidak mampu untuk mengekspresikan diri mereka sendiri, sedangkan bentuk penyesuaian akan dikatakan baik apabila individu tersebut mampu menciptakan relasi yang sehat dengan orang lain, mengembangkan persahabatan, berperan aktif dalam kegiatan sosial, serta menghargai nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Social approval minat dan simpati terhadap kesejahteraan orang lain. Hal ini dapat merupakan bentuk penyesuaian diri di masyarakat, dimana individu dapat peka dengan masalah dan kesulitan orang lain di sekelilingnya serta bersedia membantu meringankan masalahnya. Selain itu individu juga harus menunjukan minat terhadap tujuan, harapan dan aspirasi, cara pandang ini juga sesuai dengan tuntutan dalam penyesuaian keagamaan religious adjustment. Altruisme memiliki sifat rendah hati dan tidak egois. Rasa saling membantu dan mementingkan orang lain merupakan nilai-nilai moral yang aplikasi dari nilai-nilai tersebut merupakan bagian dari penyesuaian moral yang baik yang apabila diterapkan di masyarakat secara wajar dan bermanfaat maka akan membawa pada penyesuaian diri yang kuat. Bentuk dari sifat-sifat tersebut memiliki rasa kemanusiaan, rendah diri, dan kejujuran dimana individu yang memiliki sifat ini akan memiliki kestabilan mental, keadaan emosi yang sehat dan penyesuaian yang baik. Conformity menghormati dan menaati nilai-nilai integritas hukum, tradisi dan kebiasaan. Adanya kesadaran untuk mematuhi dan menghormati peraturan dan tradisi yang berlaku di lingkungan maka ia akan dapat diterima dengan baik di lingkungannya. Indikator Penyesuaian Sosial Menurut Mahmud 1990, terdapat beberapa indikator yang menunjukkan seseorang memiliki tingkat penyesuaian sosial dengan baik, yaitu sebagai berikut Berpartisipasi di dalam masyarakat. Aktivitas sosial itu sama pentingnya dengan aktivitas individual, orang yang berada dalam satu kelompok akan lupa dengan masalah-masalah yang dialaminya dan menemukan kepuasan karena saling bertukar pikiran, bekerja-sama dan sebagainya. Memiliki hubungan yang penuh kepercayaan dengan orang lain. Satu diantara cara-cara terbaik untuk mengurangi ketegangan adalah membicarakan kesulitan-kesulitan sendiri dengan seorang karib, dengan demikian dia bebas mengungkapkan perasaan malu dan takutnya. Bersikap Objektif. Orang yang bersikap objektif tidak menutup mata terhadap kenyataan, keinginan-keinginannya, tidak membutakannya, karena itu dia dapat memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang ada di sekitarnya untuk memuaskan dorongan-dorongannya dengan baik. Mengerti dan memahami. Orang yang well-adjustted berusaha bersikap objektif bukan saja terhadap dirinya sendiri, tetapi juga terhadap lingkungannya. Tidak bersikap serius. Orang yang well-adjusted dapat menertawakan dirinya sendiri, dapat melihat hal-hal yang aneh pada tingkah lakunya. Hidup pada saat sekarang. Untuk penyesuaian yang baik orang perlu sekali hidup di dalam dan dengan situasi sebagaimana adanya serta mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam situasi-situasi tersebut. Mencemasi masa depan dan menyesali masa lalu tidak akan membantu seseorang memecahkan persoalan yang dihadapinya. Sedangkan menurut Sundari 2005, seseorang dikatakan memiliki penyesuaian diri yang positif apabila dapat menunjukkan ciri-ciri berikut ini Tidak adanya ketegangan emosi. Bila individu menghadapi masalah, emosinya tetap tenang, tidak panik, sehingga dalam memecahkan masalah dengan menggunakan rasio dan dapat mengendalikan emosinya. Dalam memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan rasional, mengarah pada masalah yang dihadapi secara langsung dan mampu menerima segala akibatnya. Dalam memecahkan masalah bersikap realistis dan objektif. Bila seseorang menghadapi masalah segera dihadapi secara apa adanya, tidak ditunda-tunda. Apapun yang terjadi dihadapi secara wajar tidak menjadi frustrasi, konflik maupun kecemasan. Mampu mempelajari ilmu pengetahuan yang mendukung apa yang dihadapi, sehingga dengan pengetahuan itu dapat digunakan menanggulangi timbulnya masalah. Dalam menghadapi masalah butuh kesanggupan membandingkan pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain, yang mana pengalaman-pengalaman ini memberikan sumbangan dalam membantu memecahkan masalah. Daftar Pustaka Schneider, 2008. Personal Adjustment and Mental Health. New York Holtt Mahmud. 1990. Psikologi suatu pengantar. Yogyakarta BPFE. Mu’tadin, Z. 2002. Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja. Hurlock, 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta Gelora Aksara Pratama. Hurlock, 2005. Perkembangan Anak. Jakarta Erlangga. Handayani, W. 2006. Psikologi keluarga. Jakarta Pustaka Utama. Chaplin, 1997. Kamus lengkap psikologi. Jakarta Grafindo Persada. Sundari, Siti. 2005. Kesehatan Mental dalam Kehidupan. Jakarta Rineka Cipta.
mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial yang terjadi merupakan sikap